Skip to content

  • Home
  • Privacy Policy
  • About
  • Contact
  • Data
  • Home
  • Privacy Policy
  • About
  • Contact
  • Data

Monthly Archives: September 2020

  • Home 2020
  • September
24 Orang Tewas Akibat Tersengat Listrik dari Jebakan Hama Tikus pada Ngawi

24 Orang Tewas Akibat Tersengat Listrik dari Jebakan Hama Tikus pada Ngawi

Merdeka. com – Polres Ngawi mencatat terdapat 24 kasus kematian akibat tersengat aliran listrik dari jebakan tikus yang dipasang di area persawahan untuk membasmi hama tikus.

Kepala Satuan Reskrim Polres Ngawi, AKP I Gusti Agung Ananta Pratama, mengatakan, kasus kematian yang penuh tersebut tercatat selama kurun waktu tahun 2019 hingga September tahun 2020. Karena itu, jebakan tikus beraliran listrik dilarang di Ngawi.

“Sekali lagi kami tegaskan, pemasangan jebakan tikus dengan aliran listrik dilarang karena membahayakan nyawa, ” ujar dia, pada Ngawi, Rabu.

Polisi memerinci, dibanding 24 kasus kematian itu, sebanyak 20 di antaranya menelan objek dari pihak pemasang jebakan sendiri dan empat yang lain tidak pemasang jebakan tikus.

“Dalam sebulan ini saja tersedia dua orang yang kami tetapkan tersangka. Terakhir, kasus orang gila yang jatuh ke sawah serta meninggal akibat sengatan listrik perangkap tikus, ” kata dia.

Ia menyatakan, dari 4 kasus yang naik ke pengadilan sudah ada yang divonis. Sisanya yang terjadi bulan ini masih proses tahap II dan I.

“Ancamannya sudah nyata, hukuman penjara di atas lima tahun sesuai dengan pasal 359 KUHP, ” kata Pratama.

Meski ancamannya sudah terang, dia tidak memungkiri masih tersedia banyak petani di Ngawi dengan nekat memasang jebakan tikus bermazhab listrik.

Untuk tersebut, ia telah memberi imbauan melalui bhabinkamtibmas maupun perangkat desa kalau penggunaan alat itu dilarang. Pihaknya juga menggandeng pemerintah Kabupaten Ngawi untuk memberikan sosialisasi larangan penggunaan alat tersebut, terutama dari Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi. [ded]

  • 30 Sep, 2020
  • (0) Comments
  • By Paul Jenkins
  • Data
Survei: 90 Persen Survivor Covid-19 Alami Efek Samping

Survei: 90 Persen Survivor Covid-19 Alami Efek Samping

Lepas. com – Sebuah penelitian berdasarkan survei dengan dilakukan di Korea Selatan menemukan, sembilan dari sepuluh pasien yang sembuh dari Covid-19 dilaporkan merasai berbagai efek samping, seperti kelelahan, dampak psikologis dan kehilangan indera penciuman dan perasa.

Riset itu dilakukan saat maut global akibat Covid-19 menembus nilai satu juta pada Selasa kemarin, yang menjadi tonggak sejarah samar-samar terkait pandemi. Pandemi telah melumpuhkan ekonomi global, membuat sistem kesehatan tubuh kewalahan dan mengubah cara tumbuh masyarakat.

Menurut survei daring terhadap 965 pasien sehat Covid-19, sebanyak 879 pasien atau 91, 1 persen mengaku bahwa mereka mengalami setidaknya satu hasil samping akibat penyakit tersebut, sirih pejabat Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea (KCDA), Kwon Jun-wook, saat konferensi pers. Demikian sesuai dikutip Reuters, Selasa (28/9).

Kelelahan menjadi efek samping yang paling umum dengan 26, 2 persen, kemudian diikuti oleh kesulitan berkonsentrasi dengan persentase 24, 6, kata Kwon.

Sementara itu, efek samping yang lain meliputi dampak psikologis atau moral dan hilangnya indera penciuman serta perasa.

Kim Shin-woo, profesor penyakit dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Nasional Kyungpook pada Daegu, meminta tanggapan dari 5. 762 pasien sembuh di Korea Selatan dan 16, 7 komisi di antaranya berpartisipasi dalam survei tersebut.

Sementara riset saat ini dilakukan secara daring, kepala riset Kim akan cepat memublikasi riset beserta perinciannya, katanya.

Korea Selatan serupa sedang melakukan riset terpisah beriringan 16 organisasi medis mengenai potensi komplikasi penyakit melalui analisis uraian yang melibatkan CT scan di pasien sembuh tahun depan, introduksi Kwon.

Korsel mengadukan 38 infeksi baru pada Senin (28/9), hari ke lima kemajuan dua digit, sehingga menambah total kumulatif menjadi 23. 699 kasus Covid-19 dengan 407 kematian. [bal]

  • 29 Sep, 2020
  • (0) Comments
  • By Paul Jenkins
  • Data
Gaya Kaki Ditemukan di Pantai Perancak Bali

Gaya Kaki Ditemukan di Pantai Perancak Bali

Merdeka. com – Sebuah potongan kaki manusia ditemukan pada Pantai Perancak, Desa Tibubemeng, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali, Senin (28/9) sekitar pukul 16: 00 WITA.

“Polsek Kuta Utara telah menerima laporan terkait tentang ada penemuan potongan awak manusia yaitu berupa potongan lengah, ” kata Kasubag Humas Polres Badung Iptu Oka Bawa, Senin (28/9).

Peristiwa itu, berawal dari seorang saksi bertanda Putu Sudianto yang merupakan Pecalang setempat. Saat itu, saksi sedangkan bertugas jaga di pintu hadir dalem Perancak dan areal Pantai Perancak, tidak lama kemudian hadir seorang warga negara asing melaporkan bahwa ada potongan kaki bani adam berada di pantai.

Kemudian, mendengar hal itu selanjutnya saksi menuju ke Pantai untuk memastikan kebenaran informasi. Ternyata betul adanya bahwa ada potongan punggung kaki bagian kiri.

“Sudah dibawa ke RSUP Sanglah untuk proses lebih lanjut, ” ujar Iptu Oka. [eko]

  • 28 Sep, 2020
  • (0) Comments
  • By Paul Jenkins
  • Data
Spanyol Pasang Ribuan Bendera Kenang Target Meninggal Akibat Covid-19

Spanyol Pasang Ribuan Bendera Kenang Target Meninggal Akibat Covid-19

[unable to retrieve full-text content]

Spanyol Perangkat Ribuan Bendera Kenang Korban Meninggal Akibat Covid-19. Selama sepekan terakhir, Spanyol telah mendaftarkan jumlah peristiwa baru tertinggi di UE secara hampir 300 per 100. 000 penduduk – tetapi di daerah Madrid, angkanya saat ini bertambah dari 700 per 100. 000.

  • 27 Sep, 2020
  • (0) Comments
  • By Paul Jenkins
  • Data
Tanda Jalan untuk Mengenang Sang Perawat

Tanda Jalan untuk Mengenang Sang Perawat

Mandiri. com – Haji Umar (54) mengembuskan bernapas terakhir usai virus Covid-19 menggunakan imun tubuhnya. Warga Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan tersebut menghadap Ilahi pada awal Juni lalu tepat di hari ketiga dalam perawatan di Rumah Lara Umum Daya, Makassar .

Suami Hj Mardiah (45) ini banyak dikenal karena dedikasinya membantu pasien di rumah sakit dan juga awak sekitar. Karena selain menjadi pembela di rumah sakit, Bapak lima anak ini juga sebagai juru.

Tidak peduli jauhnya jarak yang harus ditempuh, abu, masuk gang-gang sempit, larut suangi hingga diri hari, Haji Umar tetap melayani.

Semasa pandemi Covid-19, Haji Umar tidak menutup tempat praktik di vila. Dia bahkan tidak menyudahi kebiasaan keliling dari rumah ke rumah warga dengan motornya untuk menyampaikan pengobatan.

Haji Umar juga dikenal sebagai sosok pahlawan medis kaum kecil yang tak memilih-milih pasien. Dia kerap dibayar pas-pasan bahkan tidak dibayar. Karena kebaikan hatinya itu, Haji Umar juga dijuluki passonti-sonti alias tukang suntik.

Begitu dicintainya, sehingga warga mengenang Haji Umar dengan menjadikannya nama jalan menuju rumahnya.

“Jalan menuju rumah memang belum ada nama. Sehari setelah bapak wafat, masyarakat lalu berinisiatif memberi nama berkepanjangan ke rumah kami itu secara nama Jalan Haji Umar. Katanya, biar selalu dikenang, ” kata dr Nu rfaidah Umar (29), putri sulung Haji Umar.

Nurfaidah juga mengenang almarhum sebagai wujud yang baik hati. Nurfaidah merupakan dokter umum yang bertugas pada Rumah Sakit Arifin Nu’mang, Kabupaten Sidrap.

Istimewa

Dia berkisah, Haji Umar tidak pernah berkata tidak serta tidak pernah merasa lelah bila ada warga yang memanggil untuk berobat. Dia terbiasa mengunjungi anak obat dan selalu menolak untuk diantar menggunakan mobil. Baginya, naik mesin lebih hemat waktu.

Sementara di Rumah Sakit Nene Mallomo, Haji Umar awalnya bekerja sebagai perawat di kamar operasi kemudian bertugas di poli hancur.

“Saat Covid-19 berangkat mewabah, bapak sangat khawatir karena ada penyakit penyertanya, diabetes melitus. Juga kalau saya di vila sakit, saya selalu diingatkan pakai APD. Meski khawatir begitu terhadap Covid-19, bapak tetap menolak untuk tutup tempat praktiknya sebagaimana lainnya. Kata beliau, kalau tempat praktik juga tutup lalu di mana orang berobat sementara orang melempem itu tidak bisa ditunda-tunda. Umpama nanti kena Covid, saya jujur karena itu tugas, ” tutur Nurfaidah yang akrap disapa dr Nunu ini mengulang kalimat Bapaknya.

Nestapa itu kemudian datang. Bermula saat Haji Umar mulai merasa tidak enak awak di pertengahan Mei. Kemudian hangat. Sempat dikira waktu itu penyebabnya karena penyakit diabetes, sehingga Haji Umar hanya ganti mengonsumsi obat. Namun beberapa hari kemudian nafsu makan mulai menurun. Sempat tiga kali rapid test tapi hasilnya nonreaktif.

Selanjutnya hidup batuk namun dikira hanya keburukan tahunan yang kambuh. Gejala itu mulai dirasakan pada 22 Mei.

“Tidak lama ada informasi kalau hasil pemeriksaan swab rekan kerja satu ruangannya tentu, Bapak lalu berinisiatif isolasi mandiri di rumah. Dia sendiri dalam kamar, kami bicara lewat HP. Alat makannya tersendiri. Bahkan doa Idul Fitri juga di zona, ” ujar dr Nunu.

Setelah lima hari menjalani isolasi mandiri, Haji Umar dibawa ke rumah sakit karena noda cairan akibat nafsu makan buyar. Tidak sampai opname, Haji Umar kemudian dibawa pulang ke sendi.

Istimewa

Selama empat hari dirawat dalam rumah, mulai muncul gejala PASAL encer. Kembali dibawa ke rumah sakit sekalian untuk lakukan pemeriksaan swab.

“Setelah penyeliaan swab, bawa pulang ke rumah. Dua hari di rumah tiba-tiba kondisi bapak drop dan kembali dibawa ke RS Nene Mallomo. Saat itu juga keluar buatan swab yang menyatakan bapak nyata. Karena bapak mulai sesak napas, saya minta dirujuk ke Makassar, ” ujarnya.

Dr Nunu sempat meminta jadi relawan agar bisa merawat sang Ayah yang tengah dirawat di Sendi Sakit Umum Daya, Makassar. Namun harapan tersebut pupus lantaran Nunu berstatus orang dalam pemantauan (ODP).

“Tapi difasilitasi sebab dokter di rumah sakit, aku bisa masuk ke kamar buat merawatnya tapi menyiapkan APD sendiri. Saya sempat merawat bapak kepala malam lalu bapak tidak sadarkan diri. Petugas lalu memasang inkubator dan saya katakan, lakukan yang terbaik untuk bapak saya. Positif hari ketiga, habis Isya, bapak meninggal dunia pada 2 Juni, ” ujar Nunu. [cob]

  • 26 Sep, 2020
  • (0) Comments
  • By Paul Jenkins
  • Data
Pekerja Kembali Positif Covid-19, Perusahaan Rokok di Sumenep Ditutup

Pekerja Kembali Positif Covid-19, Perusahaan Rokok di Sumenep Ditutup

Merdeka. com – Satuan Tugas (Satgas) Pengerjaan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengucup kegiatan di perusahaan rokok PT Tanjung Odi, menyusul adanya 94 karyawan yang positif terpapar virus corona jenis baru itu.

“Memang benar telah ditutup dan penutupan ini demi menghalangi banyaknya karyawan yang positif Covid-19 yang lebih banyak lagi, ” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Sumenep Edy Rasiyadi di Sumenep, Jumat (25/9).

Dia menjelaskan, penutupan oleh Satgas Covid-19 Sumenep sejak 22 September 2020 dan saat ini tim medis dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep terus melakukan pelacakan kepada orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan karyawan yang terpapar Covid-19 tersebut.

“Penutupan selama 21 hari terhitung sejak 22 September 2020, dan setelah itu bakal ditinjau kembali, ” kata tempat.

Menurut Sekda Sumenep, penandatanganan berita acara penutupan pabrik rokok PT Tanjung Odi tersebut, ditandatangani oleh Bupati Sumenep Busro Karim.

Karyawan yang berjumlah 94 orang yang meyakinkan terpapar Covid-19 itu sudah dikerjakan isolasi oleh perusahaan di kira-kira lokasi, antara lain di RSI Kalianget, Pondok sehat Hotel Kangean, dan di Pondok Sehat dalam Kecamatan Guluk-guluk, Sumenep.

“Tempat isolasi ke 94 pekerja ini, semuanya difasilitasi oleh perusahaan, sebagai bentuk tanggung jawab daripada pihak perusahaan, ” katanya, menjelaskan.

Dikutip Antara, penyudahan perusahaan rokok PT Tanjung Odi kali ini merupakan kali kedua semasa pandemi Covid-19.

Sebelumnya pada 23 Juni 2020, Satgas Covid-19 Sumenep juga sempat mengabulkan penutupan selama 14 hari pada pabrik rokok itu, karena tersedia karyawan yang positif terpapar Covid-19.

Setelah karyawan yang terpapar itu sembuh dan semua karyawan dirapid test, Satgas Covid-19 mengizinkan kembali perusahaan itu beroperasi. Namun dalam perkembangannya ditemukan pegawai yang terpapar Covid-19 dengan total yang lebih banyak.

Kabupaten Sumenep kini terdata Satgas Covid-19 Pemprov Jatim sebagai satu-satunya kabupaten di Pulau Madura secara status zona merah.

Jumlah warga yang positif terpapar Covid-19 di kabupaten itu sebesar 363 orang, dengan kasus suspect sebanyak 49 orang dan yang meninggal dunia lima orang.

Sementara Kabupaten Pamekasan serta Kabupaten Sampang kini masuk di dalam zona kuning, yakni kabupaten secara status rendah dalam penyebaran Covid-19, dan Kabupaten Bangkalan dalam kawasan oranye, yakni kabupaten dengan status berisiko sedang dalam penyebaran Covid-19. [gil]

  • 25 Sep, 2020
  • (0) Comments
  • By Paul Jenkins
  • Data
KPU Minta Paslon 4 Cabup-Cawabup Tasikmalaya Perbanyak Kampanye Online

KPU Minta Paslon 4 Cabup-Cawabup Tasikmalaya Perbanyak Kampanye Online

Merdeka. com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tasikmalaya, menyerukan kepada para pasangan calon (paslon) Calon Bupati (cabup) dan Calon Wakil Tumenggung (cawabup) Kabupaten Tasikmalaya agar menggandakan kampanye di pandemi Covid-19 secara online. Hal tersebut diungkapkan mengingat peraturan KPU saat ini persuasi tatap muka ditiadakan.

“Ada yang berbeda sekarang pada tahapan kampanye di masa pandemi yang akan dimulai pada tanggal 26 September 2020. Para paslon diminta memakai media kampanye daring selain baliho dan spanduk. Pada peraturan KPU sekarang sudah tak ada lagi kampanye tatap membuang, ” kata Ketua KPU Kabupaten Tasikmalaya, Zamzam Zamaludin, Kamis (24/9).

Di Kabupaten Tasikmalaya sendiri, terdapat empat paslon dengan bertarung memperebutkan kursi Bupati & Wakil Bupati. Keempat paslon tersebut, nomor urut 1 Azis Rizmaya Mahfud-Haris Sanjaya, nomor urut 2 Ade Sugianto-Cecep Nurul Yakin, nomor urut 3 Cep Zamzam Nur-Fadil Karsoma dan nomor urut 4 Iwan Saputra-Iip Miftahul Paos.

Zamzam mengatakan bahwa jika dalam prosesnya nanti para paslon tidak mematuhi protokol kesehatan, dipastikan akan langsung dikenakan sanksi. Keempat paslon, disebutnya sudah menandatangani koalisi integritas akan mematuhi tahapan Pilkada sesuai protokol kesehatan.

“Fakta integritas yang disepakati oleh keempat paslon ini bersifat tetap dan jika melanggar bisa disanksi tegas. Kita juga sebagai pemangku (KPU) tidak ingin ada klaster Pilkada di Tasikmalaya. Makanya semua harus tunduk dan taat di aturan protokol kesehatan yang sudah disepakati bersama, ” katanya.

KPU di daerah, disebutnya akan selalu memantau setiap bahan atau aturan baru yang dimungkinkan akan muncul dan disesuaikan secara kondisi perkembangan pendami Covid-19. Setiap informasi tersebut pun akan langsung disampaikan kepada setiap paslon serta tim pemenangannya. [gil]

  • 24 Sep, 2020
  • (0) Comments
  • By Paul Jenkins
  • Data
Bentuk Penambang Emas di Sungai Papua

Bentuk Penambang Emas di Sungai Papua

Gambar yang diambil di dalam 7 Juli 2020 ini membuktikan aktivitas penambang saat mencari aurum di sepanjang aliran sungai dekat Korowai, Papua. Penambangan ilegal telah melonjak di seluruh wilayah Papua yang bergolak di tengah gawat kesehatan global, meskipun dalam rekaan risiko penangkapan serta ancaman merkuri beracun yang digunakan di banyak lokasi penambangan darurat.

©EFERT ABUBAR/AFP

  • 23 Sep, 2020
  • (0) Comments
  • By Paul Jenkins
  • Data
Tahu Pelestarian 2 Anak Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon

Tahu Pelestarian 2 Anak Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon

Merdeka. com semrawut Baru-baru ini masyarakat Indonesia mendapat kabar bahagia berupa terdeteksinya sepasang anak Badak Jawa di Taman Nasional Penghabisan Kulon. Temuan ini didapat dibanding kamera pengintai yang dipasang untuk memonitor hewan yang dilindungi tersebut.

Tentu saja kabar gembira ini tidak terlepas sejak upaya-upaya yang telah dilakukan oleh beberapa pihak yang menjaga serta memantau populasi Badak Jawa dalam Ujung Kulon. Balai Taman Nasional Ujung Kulon merupakan salah satu pihak yang kerap melakukan cara pelestarian hewan langka ini.

Lantas bagaimana upaya-upaya dengan dilakukan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon untuk menjaga kelestarian Badak Jawa yang jumlahnya masa ini hanya 74 ekor dalam seluruh dunia?

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Anggodo berbagi informasi terkait upaya dilakukan pihaknya untuk melestarikan hewan yang terkenal akan culanya tersebut. Upaya pertama yang disebutkan sebab Anggado adalah upaya perlindungan Badak Jawa yang dilakukan oleh awak Rhino Protecting Unit (RPU).

Tim tersebut dibentuk sebab Balai TNUK bersama dengan Yayasan Badak Indonesia dan bertugas buat melakukan patroli serta melindungi kesejahteraan badak yang ada di TNUK. Selain tim untuk melindungi warak, ada juga tim Rhino Monitoring Unit (RMU) yang bertugas buat melakukan monitoring dengan kamera trap pada Badak Jawa.

“Monitoring itu penting. Jadi kita tahu badak ini bertambah ataupun badak ini ada yang luka itu dari kegiatan teman-teman RMU ini. RMU ini juga membawabawa masyarakat kurang lebih masyarakat (yang) dilibatkan sekitar 25 orang masyarakat, ” kata Anggodo dalam webinar bertajuk “World Rhino Day: Apa Informasi Badak Jawa? ” yang dijalankan pada Hari Badak Sedunia 2020, ” di Jakarta , Selasa (22/9).

Selain memuat tim untuk menggembala dan mengawasi badak, Anggado serta timnya juga melakukan upaya buat memberikan habitat yang baik buat kembang biak badak itu tunggal. Beberapa caranya adalah dengan melangsungkan optimalisasi padang rumput serta memperkaya tanaman pakan badak.

Tentu saja untuk bertahan tumbuh, badak sangat bergantung pada flora yang menjadi pakannya. Tapi untungnya kondisi tanaman yang menjadi pakan badak di Ujung Kulon masih relatif baik sehingga badak mampu berkembang biak dengan baik.

Anggado juga tak lalai menyampaikan pentingnya melibatkan masyarakat sekitar dalam upaya melestarikan Badak Jawa. Pelibatan ini juga sekaligus mampu mensejahterakan ekonomi masyarakat di sekitar TNUK.

“Karena jika tidak dibantu masyarakat kita akan kesulitan untuk menjaga badak ini. Karena kawasannya cukup luas, serta yang tahu persis lokasi pada situ adalah masyarakat sekitar serta petugas sekitar. Kita sangat mengupayakan agar masyarakat lebih sejahtera, di samping jaga badak, masyarakat selalu kita sejahterakan untuk ekonominya. ”

Upaya berikutnya yang dilakukan oleh Balai TNUK buat melestarikan Badak Jawa adalah dengan membuat pagar yang berguna buat mencegah masuknya hewan ternak awak sekitar ke kawasan Badak Jawa. Pencegahan ini dikarenakan Balai TNUK khawatir hewan ternak warga kaya kerbau membawa penyakit yang sanggup ditularkan ke badak.

Selain itu, ada juga pembuatan pagar di luar semenanjung Ujung Kulon untuk memperluas ruang denyut badak jika terjadi bencana. “Membuat pagar di luar dari jazirah ujung kulon. Karena kita kacau kalau ada bahaya dari kesusahan alam, tsunami atau dari bukit Krakatau. Maka kita memperluas daya jelajah badak hingga ke timur dari ujung kulon. Perluasan wilayah jelajah badak. ”

Upaya terakhir yang disebutkan Anggodo adalah analisis DNA badak yang bekerjasama dengan fakultas kedokteran hewan IPB Bogor. Penelitian ini berniat untuk menelusuri gen dari warak dan sudah didapati bahwa badak yang ada di Ujung Kulon berasal dari minimal 3 tuntutan keturunan hidup.

Studi ini dilakukan berdasarkan dari kewaswasan akan adanya perkawinan dari dinasti yang sama. Hal ini ditakutkan dapat menyebabkan cacat genetik di dalam fisik badak.

Reporter Magang: Maria Brigitta Jennifer [gil]

  • 22 Sep, 2020
  • (0) Comments
  • By Paul Jenkins
  • Data
9 Rumah Rusak dan Jembatan Tuntas di Cidahu Sukabumi Akibat Disapu Banjir Bandang

9 Rumah Rusak dan Jembatan Tuntas di Cidahu Sukabumi Akibat Disapu Banjir Bandang

Lepas. com – Sejumlah rumah dan kantor negeri di Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat rusak akibat disapu banjir bandang yang disebabkan meluapnya aliran Sungai Cigombong tepatnya pada Kampung Bantar.

“Banjir bandang yang terjadi di Dukuh Pondokkaso, Kecamatan Cidahu ini ialah rentetan dari kejadian serupa di Kecamatan Cicurug, ” kata Ketua Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi Okih Fajri dalam Sukabumi, Senin (21/9).

Informasi yang dihimpun bencana negeri yang terjadi di Desa Pondokaso Tengah juga menyebabkan jembatan penengah antara Kampung Bantar (perbatasan dengan Desa Kompa Parungkuda) dengan Kampung Tapos terputus, serta menyebabkan sembilan rumah terkena dampak luapan sungai.

Dari sembilan sendi yang terdampak banjir bandang ini enam berada di Kampung Bantar dan tiga unit lainnya di Kampung Tapos. Selain itu, penongkat jembatan yang menghubungkan Kampung peundeuy RT 19 dan 18 selalu rusak.

Namun, dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa dan hingga kini petugas dari Desa Pondokkaso dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi masih mendata tingkat kebobrokan terhadap sejumlah rumah yang terdampak.

“Bencana ini bermula dari meluapnya air di hulu Sungai Cibuntu, Kecamatan Cicurug dengan kemudian mengalir ke Sungai Cigombong. Meluapnya air sungai ini dikarenakan hujan deras, ” tambahnya.

Okih mengatakan informasi dengan diterima ada tiga kecamatan dengan dilanda banjir bandang, terparah pada Kecamatan Cicurug, kemudian Kecamatan Cidahu dan Kecamatan Cibadak. Akibat bahaya ini dua warga di Kecamatan Cicurug terbawa derasnya arus banjir bandang dan hingga kini belum ditemukan. [gil]

  • 21 Sep, 2020
  • (0) Comments
  • By Paul Jenkins
  • Data
Recent Posts
  • Judi bola Online – Poin Utama
  • RS Siloam Palembang Buka Peluang Mediasi Perawat dan Penindas
  • MEMERIKSA FAKTA: Hoaks Link Bagi-Bagi Hadiah dari Garuda Nusantara
  • Bahan terkini Kasus Covid-19 pada Indonesia 15 April 2021
  • Bagaimana Cara Bermain Pertaruhan dan Lotere Jackpot Online?
Recent Comments
    Categories
    • Data
    • Data HK
    • Data SGP
    • Keluaran HK
    • Keluaran SGP
    • Pengeluaran SGP
    • Slot Online

    © 2019 All Right Reserved | Arowana WordPress Theme